“Praaaaaang….. Praaaaaaang…….”
Mendengar suara itu ingatannya
kembali menerawang jauh ke masa lalu. Usia berapa diapun tak ingat pasti. Usia
dimana semua manusia tak bisa mengingat semua, hanya “moment-moment” tertentu
saja yang terekam di ingatannya. Tak sengaja.
Kemudian terbangun dari lamunan,
dan berfikir bahwa pernikahan tak hanya dimana kita hidup bersama pasangan
selama setahun, 2tahun, 3tahun, 4tahun,
5tahun atau 10tahun… lebih daripada itu. Di tahun ke 20? Di tahun ke 30?
Tahun dimana tingkat kejenuhan
mulai meraja, usia tak lagi muda, kecantikan wanita yang semakin pudar…. hhhhhh…. Betapa kelamnya mungkin jika saat itu rumah tangga tak dilandasi
dengan agama. Semua harus dikembalikan ke niat awal dan tujuan menikah, mencari
ridho Allah.
Lalu dia berfikir lagi, lelaki
seperti apa yang kan menjadi imamnya nanti? Semoga tak ia dapatkan lelaki yang
berlalu dan abai ketika fisiknya mulai tak seperti sekarang.
“udaaaaaaah…. Udaaaaahhhh.. sabar…..” lalu dia menangis dan
memeluk kedua anak kecil itu.
Dan
kemudian tersadar kembali, “kakak macam apa aku ini?” :”)
5 Agustus 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar