Senin, 17 Februari 2014

berhenti

berhenti.
langkah kaki ini memang harus
berhenti menujumu.
kamu benar-benar bukan takdirku.
terimakasih.
rasa sakit ini 'akan' membuatku kuat.

kamu.
pergilah.

Banjaran, 17 februari 2013
*dibuat tak sampai 5 menit*

Sabtu, 01 Februari 2014

Puisi berbalas

Ceritanya aku bikin puisi kan ya. Trus di upload ke Komunitas Bisa Menulis. Nah disana, puisiku dikomentari sama seseorang yang bernama Rikka Rakhmasari. Jadilah puisi berbalas. Padahal isinya mah curhatan dalam bentuk lain. Modus. Hehe

Isinya?
Masih tentang kamu yang kembali.
Aku menunggumu disini.
Tapi kemudian? Ah entahlah, takdirNya emang selalu penuh kejutan.

Aku:
pada setiap rasa yang selalu mengarah padamu
pada setiap suara yang teringat
padamu jua
aku bisa apa?

pada setiap halangan yg tak mempertemukan kita
pada setiap masalah yg akhirnya memisahkan kita,
aku bisa apa?!

aku + kamu tidak sama dengan kita?

pada setiap sesakku saat
mengenangmu, aku bisa apa?

Aku mencintaimu.
percuma!
hanya sesak di dada
tak ada nyali tuk ungkapkan.
aku bisa apa?
membatu?

Teh Rikka:
padamu aku terpaku,
menatap sempurnanya ciptaan sang Khalik yang tak bisa ku jamah.
Padaku kau beri rasa,
Rasa yang aku sendiri masih
meraba dalam pekatnya,
cintakah,
sayangkah
atau mungkin kebencian,
entahlah ...

Padamu aku titipkan,
sebait asa yang suatu hari nanti kan menentukan arahnya,
Arah hidup kita.

Aku, kamu, mungkin tidak akan menjadi kita,
Namun yang pasti,
Benang merah ini tak akan menjadi putih.

Aku:
ku kira denganmu hanya tinggal
melanjutkan.
ku kira tak perlu ku
jelaskan siapa diriku, sifatku dan
segala macam kekuranganku

ku kira,
denganmu aku bisa berjalan sempurna.
oh tidak sempurna, tapi saling
menyempurnakan.
ya, denganmu.
kira ku.

Nyatanya?
Aku harus berjalan
dengan yang lain.
Bukan denganmu??

Mulai smua dari awal
memperkenalkan, memahami lagi,, dari awal
Takutku, bersamanya.

Kenapa aku terus membandingkannya
denganmu?
Bukankah, aku dan kamu
tidak sama dengan kita kan?

Teh Rikka:
tersenyumlah,
dan biarkan kau dan aku
menjadi kita
Dalam dunia dimana hanya
jiwa kau dan aku yang memahaminya.

Kau, aku, kita sama mengira,
Tapi  ternyata kau dan aku telah menjadi kita
tanpa pernah kita sadari.

Banjaran, 28 Januari 2014
Komunitas Bisa Menulis

Aku mau

Bye: RRS
Jum'at, 24 Januari 2014

Selalu demikian.
Sejak setaun yang lalu.
Hingga detik ini.
Selalu tidak tepat waktu.

Apa ini yang dimaksud dengan cinta tak harus memiliki?
aku lagi-lagi harus berdamai dengan takdir yg ga sesuai prediksi?

Apa kamu memang benar-benar bukan takdirku?

Harapan harapan yang bukan timbul dari dirimu.

Keadaan yang menimbulkan harapan-harapan padaku.
Orang-orang sekitar yang menimbulkan pengharapanku tertuju padamu.
Ketidaksengajaan yang menimbulkan harapan-harapan padaku.

Ketidaksengajaan?
Haha.. Bukankah semua sudah ada takdirNya?

Setelah taun kemarin, hati kita pernah terpaut pada yang lain.
Tiba-tiba kamu datang.
Ya, Tiba-tiba.
Cinta lama belum selesai?
Dan kamu meruntuhkan semua pertahanan yang ku buat.
Tak bisa ku pungkiri.
Harapan itu muncul lagi.

Tapi aku terlalu takut untuk berharap padamu.
Ku tepis semua rasa itu,
Aku hanya tak ingin berharap terlalu besar.

Sebelum semua terlambat: "aku pernah mencintaimu kemarin, dan ternyata rasa itu belum padam. terimakasih."

Percuma, aku hanya berani lewat tulisan.
Pengecut!

Note: sebulan lebih nunggu-nunggu kesimpulan kita. Trimakasih untuk kedatangannya. Aku benar2 takut untuk berharap padamu.